Senin, 24 Desember 2012

HYAKU MONOGATARI










            Hyaku Monogatari (Hyaku=Seratus, Monogatari=Cerita) merupakan sebuah permainan mistis yang dilakukan pada saat musim panas oleh remaja di Jepang. Permainan ini sebenarnya adalah permainan kuno yang dimainkan pada jaman dahulu. Namun karena masyarakat Jepang terkenal menjaga kebudayaannya, maka permainan ini terkadang masih dilakukan meskipun dipercayai bahwa permainan ini dapat mengundang roh-roh halus dan dapat berakibat buruk juga pada pemainnya. Asal mula adanya permainan ini memang belum diketahui dengan jelas. Biasanya orang-orang memainkan permainan ini hanya untuk pembuktian ada atau tidaknya roh halus.
Cara bermainnya adalah para pemain menyiapkan seratus lilin (apabila tidak mencapai seratus pencerita juga tidak masalah) dan tiga buah ruangan yang saling terhubung yang membentuk huruf L (apabila dilihat dari atas). Lalu mereka duduk melingkar ditengah ruang pertama yang gelap gulita. Mereka meletakan lilin-lilin itu di dalam lingkaran. Secara bergiliran mereka menceritakan kejadian-kejadian menyeramkan, tidak hanya mengenai pengalaman mereka terhadap roh-roh halus, tetapi juga menceritakan mengenai legenda, mitologi Jepang, kutukan ataupun cerita rakyat. Apabila pencerita sudah selesai bercerita maka lilin yang ia pegang itu harus dimatikan. Setelah itu pencerita harus bejalan sendirian menuju ruangan ketiga. Di ruangan ketiga itu terdapat sebuah cermin yang diletakan di atas meja dan sebuah andon (lentera yang dibuat menggunakan kertas berwarna biru dan kayu) pencerita yang sudah selesai bercerita itu harus bercermin sambil memegang andon tersebut, setelah itu ia kembali ke ruang pertama. Peserta lain tidak perlu menunggu pencerita selesai bercermin, mereka boleh langsung melanjutkan cerita selanjutnya. Begitulah seterusnya hingga lilin terakhir dimatikan. Setelah permainan berakhir biasanya akan muncul roh-roh halus disekitar mereka.
Ada juga beberapa aturan di permainan tersebut, yaitu semua pemain harus menggunakan baju berwarna biru. Mereka juga tidak boleh membawa senjata tajam, meskipun pada jaman dahulu sering ada yang membawa senjata untuk melindungi diri dari roh halus. Selain itu, pernah ada sebuah pengalaman seorang pemain yang menceritakan sebuah kejadian yang palsu, dia berbohong pernah melihat sesosok roh, setelah pencerita terakhir mematikan lilinnya, sosok roh yang diceritakan itu muncul. Setelah permainan benar-benar selesai, pemain itu baru mengakui bahwa ia telah berbohong. Maka salah satu larangan dari permainan ini adalah, jangan berbohong.
Pada Hyaku Monogatari ini ada sesosok roh yang dipercayai selalu muncul diakhir cerita yaitu Aoandon. Aoandon merupakan sesosok perempuan yang menggunakan baju berwarna biru (biasanya kimono biru), rambutnya panjang menjuntai, ada yang bilang AoandonAoandon akan muncul membawa andon (lentera). Sebenarnya jika diperhatikan, Aoandon lebih menyerupai seorang nenek-nenek. tetapi karena ada yang melihat Aoandon sebagai seorang wanita muda (mirip seorang geisha berkimono biru) maka Aoandon hanya digambarkan sebagai seorang perempuan. bertanduk, dan

Kira-kira seperti ini lah Aoandon:


Namun pada jaman sekarang permainan ini memang sangat jarang dimainkan, berbeda dengan jaman dahulu. Selain karena persiapannya yang merepotkan, permainan ini juga dianggap membosankan karena harus mendengarkan seratus orang untuk bercerita. Tetapi dalam beberapa anime atau manga ditampilkan adegan saat mereka bermain Hyaku Monogatari salah satunya School Rumble. Permainan ini kini tidak hanya dimainkan di Jepang. Di Indonesia juga ada perkumpulan pecinta Jepang yang sudah memainkannya meskipun tidak benar-benar sama seperti cara bermain orang-orang Jepang di jaman dahulu.

1 komentar: