Kamis, 27 Desember 2012

Shalat dan Gelombang Otak


Pernahkah kita merasakan senang dan riang ketika akan menunaikan shalat?
Ataukah shalat memang kita kerjakan, tapi itu hanya bagian dari upaya menggugurkan kewajiban saja. Sebagai hamba, kita sepantasnya berupaya terus untuk sampai pada taraf khusyuk, menjemput kekhusyukan, demi sempurnanya shalat yang kita tunaikan. Untuk itu, kita harus menyiapkan perangkat yang ada dalam diri kita, salah satunya otak.
Jaringan otak orang hidup menghasilkan gelombang-gelombang listrik yang berfluktuasi. Pada tahun 1929, Hans berger, ilmuan Jerman, membuat peralatan untuk mencatat dan mengukur gelombang listrik yang terjadi di otak. Alat ini disebut sebagai Elektroencephalograph atau disingkat EEG. Dengan menempelkan sepasang elektrode dikulit kepala, maka dapat diketahui perbedaan tegangan arus listrik padanya. Apabila di layar monitor EEG tidak lagi terlihat adanya gelombang, maka orang tersebut secara medis telah mati, meskipun di bagian tubuh lain masih ada gerakan atau aktivitas.
Frekuensi gelombang adalah jumlah pulsa (implus) per detik dengan satuan hertz (Hz) dihitung dengan jumlah cycles per second (cps). Hasil riset di berbagai negara maju selama bertahun-tahun menunjukan bahwa frekuensi otak manusia berbeda-beda dalam setiap keadaan; fase sadar, rilek, tidur ringan, tidur nyenyak, takut, trance, panik, marah dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, akhirnya para ahli syaraf (otak) sependapat bahwa gelombang otak berkaitan dengan kondisi pikiran.
Berikut diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas yang terkait :

1. Gelombang Beta (12 sampai 19 Hz)
Ketika seseorang mengalami aktivitas mental yang normal, maka yang terjadi adalah gelombang beta. Inilah gelombang kesadaran penuh, yang muncul karena aktivitas pikiran yang banyak sekali, sehingga mengakibatkan grafik gelombang menjadi naik.
Secara umum, gelombang beta bisa dikelompokkan menjadi 3 yaitu, highbeta (19 hz+), beta (15hz-18hz) dan lowbeta (14 hz-15 hz).


2. Gelombang Alpha ( 8 sampai dengan 12 hz)
Alpha adalah gelombang pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami relaksasi, atau mulai istirahat, mulai mengantuk atau mulai menutup matamenjelang tidur. Bisa juga pada suatu fase dari keadaan sadar menjadi tak sadar (bawah sadar), namun tetap sadar (walaupun kelopak mata tertutup). Disinilah saat-saat penting dimana kita mulai melakukan aktivitas niat, memberikan sugesti kepada diri sendiri untuk memulai “cut-off” dari urusan duniawi dan masuk ke frase shalat. Frekuensi alpha 8 – 12 hz, merupakan frekuensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan bawah sadar, dan semua aktivitas alpha berpusat di sel-sel thalamic (electrical activity of thalamic pacemaker cells).

3. Gelombang Theta (4 sampai dengan 8 hz)
Theta adalah gelombang pusat syaraf yang terjadi ketika seseorang mengalami keadaan saat mengantuk, di ambang tidur atau tidur ringan. Dalam keadaan sadar, seseorang yang terhipnotis juga diarahkan ke dalam gelombang ini. Demikian juga orang yang sedang trance, berzikir, berdoa, meditasi atau sedang menjalani ritual agama dengan penuh konsentrasi, berada di jalur gelombang theta.
Apabila kita dapat memasuki fase gelombang theta, maka kita akan dapat merasakan “kedekatan” dengan Tuhan. Sesungguhnya keadaan ini bisa kita raih dengan pelatihan yang keras dan ikhlas melalui doa, zikir dan shalat, atau melakukan ritual-ritual agama yang lain. Mengerti atau tidak mengerti mengenai gelombang theta, seseorang yang sedang melaksanakan ritual agama (zikir atau shalat) apabila getaran otaknya diukur dengan EEG, maka dapat dipastikan shalat itu dia sedang berada di fase gelombang theta (batas alpha-beta). Atas dasar inilah “God Spot” didalam otak manusia.

4. Gelombang Delta (0,5 sampai dengan 4 hz)
Gelombang delta adalah getaran pusat syaraf (otak) yang mempunyai amplitude besar tapi frekuensinya rendah (biasanya < 3 hz). Otak manusia menghasilkan gelombang ini ketika sedang tertidur lelap tanpa mimpi. Fase delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran setelah digunakan seharian dalam aktivitas kerja secara rutin.



 5. Gelombang Gamma (19 sampai 100 hz)
Gelombang gamma adalah gelombang otak yang tinggi, yang tercipta karena aktivitas mental yang sangat tinggi. Misalnya ketika dalam keadaan sangat panik, takut luar biasa, menghadapi perebutan kejuaraan dan sebagainya.
Simulasi gelombang otak adalah fenomena yang alami, sama dengan teori fisika. Getaran suara tertentu yang didengarkan di telinga kita bisa menggetarkan otak. Dengan proses itu otak memproduksi gelombang yang frekuensinya sama dengan frekuensi suara yang kita dengar (otak beresonansi). Ini artinya, gelombang otak bisa distimulasi (dirangsang) sesuai kebutuhan. Mungkin itulah sebabnya, mengapa shalat di keheningan malam lebih cepat menghantarkan kita kepada kekhusyukan daripada di siang hari yang penuh kebisingan.






(sumber : sehat tanpa obat)

1 komentar: