Senin, 24 Desember 2012

SISI LAIN KANAL BANJIR TIMUR



Kanal Banjir Timur merupakan daerah penampungan dan serapan air yang sengaja di bangun oleh pemerintah dan difungsikan untuk menampung air dari kali Ciliwung, kali  Cipinang, kali Sunter, kali Buaran, kali Keramat Jati, dan kali Cakung. Kanal Banjir Timur seluas 207 kilometer persegi dan sepanjang 23,5 km ini membentang mulai dari Kebon Nanas, Jakarta timur hingga pantai marunda. Manfaat pembangunan Kanal Banjir Timur  dirasakan sangat besar oleh warga Jakarta. Air sungai di Jakarta yang biasanya meluap memenuhi jalan-jalan dan pemukiman warga pada musim hujan dapat dialirkan ke Kanal Banjir Timur ini. Akibatnya beberapa wilayah di Jakarta yang sebelumnya mengalami banjir jika turun hujan lebat atau mendapat kiriman air dari Bogor, setelah selesainya pembangunan Kanal Banjir Timur ini sudah tidak mengalami banjir lagi. 
Selain untuk sarana resapan air dan penanggulangan masalah banjir di Jakarta, pemerintah  juga membuat sarana untuk kesehatan dan kebugaran di sepanjang sisi Banjir Kanal Timur. Bagi warga Jakarta yang gemar bersepeda dan jalan santai, mereka dapat menikmati jalur sepeda dan pejalan kaki di mana  kendaraan bermotor  dilarang berlalu lalang di jalur ini. Untuk keindahan dan kenyamanan warga, pemerintah juga membuat taman-taman dan tempat duduk yang cukup memadai bagi mereka yang ingin beristirahat atau sekedar menikmati pemandangan di sepanjang Kanal Banjir Timur. Selain itu di beberapa tempat dibuat juga susunan batu yang dapat dijadikan sebagai alat untuk pijat refleksi kaki. Batu-batu kecil ini disusun sedemikian rupa sepanjang beberapa meter dan warga dapat menginjak-injaknya untuk tujuan kesehatan.  Jika ujung batu kerikil terinjak oleh kaki dimana di bagian tersebut terdapat syaraf yang berhubungan dengan tubuh yang bermasalah, maka dapat dipastikan bahwa bagian kaki tersebut akan terasa lebih sakit jika dibandingkan dengan seseorang yang tubuhnya tidak bermasalah.  Jika hal ini dilakukan secara rutin, diharapkan bagian tubuh yang bermasalah tersebut akan sembuh.
Sarana dan prasarana yang di buat oleh pemerintah ini cukup dimanfaatkan oleh warga Jakarta. Ratusan atau bahkan mungkin ribuan warga selalu memenuhi jalur ini terutama pada saat hari libur tiba. Warga bersepeda dan berjalan santai hilir mudik dengan wajah penuh keceriaan di sepanjang jalur ini. Mereka bercengkerama dengan keluarga, sahabat dan handai tolan sambil menikmati udara pagi yang bersih atau suasana sore dengan warna lembayungnya yang indah serta nuansa hijau di sepanjang Kanal Banjir Timur.  Berjalan-jalan, bersepeda atau sekedar duduk santai di sepanjang Kanal Banjir Timur tidak di kenakan biaya sedikitpun. Sehingga siapapun dapat menikmati suasana di sini tanpa harus merogoh kocek. Hampir setiap pagi, sore, dan malam hari banyak pengunjung serta pedagang asongan yang memadati sisi Kanal Banjir Timur.
Berjalan-jalan di daerah Kanal Banjir Timur tidak perlu khawatir  akan perut yang lapar. Di sini banyak pedagang yang menjual berbagai macam makanan dan mereka  biasanya  membawa tikar agar pengunjung bisa duduk lesehan. Selain bersantai dan menikmati wisata kuliner, pengunjung yang hobi belanja juga bisa berburu barang-barang murah. Bila pandai menawar dan memilih, pengunjung akan mendapatkan banyak barang. Dengan banyaknya pepohonan yang di tanam sepanjang Kanal Banjir Timur, menjadikan udara yang sejuk dan asri di tengah-tengah keramaian kota. Bila beruntung, pada waktu-waktu tertentu sering di adakan berbagai atraksi yang menarik. Contohnya saja bulan Ramadah kemarin, sekelompok pecinta alam membuat arena flying fox yang menyebrangi Kanal Banjir Timur. selain itu ada pula perahu yang mengajak travel menyusuri Kanal Banjir Timur. Warga sekitar juga ada yang memanfaatkan sisa lahan kosong di dekat kanal banjir timur untuk mencari penghasilan dengan cara menanam sayur mayur dan umbi-umbian. Pemerintah berharap warga sekitar dan pengunjung mampu menjaga keindahan, ketertiban, dan kebersihan di sekitar Kanal Banjir Timur.  Pemerintah telah membangun sarana yang menelan biaya yang tidak sedikit untuk warganya. Sekarang tinggal kita sebagai warga, mampukah kita menjaga dan memelihara sarana tersebut agar kelak anak cucu kita juga dapat menikmatinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar