Jenis kuliner di Indonesia sangatlah beragam. Salah satunya
makanan ringan yang ada di Kabupaten Kebumen,jawa tengah. Banyak masyarakat
Jakarta yang berkunjung dan mudik ke Kebumen membeli atau membawa jajanan untuk
oleh-oleh . Di Kebumen banyak makanan ringan yang terbuat dari singkong. Yang
biasanya masih dibuat dengan cara tradisional. sehingga rasanya tidak berubah
dari dulu sampai sekarang. Masyarakat kebumen sering menyebut makanan ini dengan
“lanting”. Makanan kering ini berbentuk angka delapan yang memiliki rasa dan
warna yang berbeda. Ada yang gurih dengan warna merah muda dan putih,dan ada
rasa pedas manis,jagung bakar dan rasa lainnya.
Cara
membuatnya, singkong yang sudah dicuci, diparut. kemudian diberi air dan didiamkan
selama setengah jam. Setelah itu disaring dan diperas menggunakan kain. Lalu
perasan singkong tadi ditumbuk dan dicampuri bumbu, garam dan bawang putih yang
sudah dihaluskan sampai merata. Adonan tersebut dibagi dua bagian. Adonan
pertama diberi warna putih dan yang satunya lagi diberi warna merah. Setelah
itu adonan dikukus kurang lebih selama 15menit. Setelah matang,diangkat dan
didinginkan. Setelah agak dingin adonan tersebut kemudian dibentuk angka
delapan. supaya tidak lengket, adonan itu ditaburi tepung tapioca. Setelah
selesai, adonan itu digoreng. Jika ingin memberi rasa, setelah digoreng bumbui
rasa pedas manis atau rasa lainnya sesuai selera.
Fariasi
rasa dan warna tersebut menambah menariknya
makanan tersebut. Apalagi dengan bentuk yang unik. membuat pelanggan tertarik
untuk membelinya. Biasanya pelanggan membeli “lanting” ini sebagai oleh-oleh
pada saat mudik. Makanan ini biasanya dijual dipasar-pasar tradisional.
Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 6.000 sampai Rp 12.000 perkemasan.
Selain
“lanting” sebagai makanan unik khas Kebumen yang terbuat dari singkong.
“enggeng” juga makanan yang terbuat dari singkong. Cemilan ini enak dimakan
selagi masih hangat setelah digoreng dan apalagi saat cuaca terasa dingin. Biasanya makanan ini dijual pada sore hari dipinggiran
jalan,atau dipinggir alun-alun. Makanan ini bentuknya sama seperti “lanting” namun
ukurannya lebih besar dan teksturnya agak kenyal. pedagang biasanya merangkai
makanan ini menyerupai kalung yang diikat dengan menggunakan tali yang terbuat
dari bambu. Selain untuk mempercantik tampilan,cara seperti ini juga dapat
mengurangi tingkat globalisasi yang banyak menggunakan plastik. Karena pembeli
biasanya langsung menyantapnya pada saat
membelinya. Harganya juga sangat terjangkau sekitar Rp 5000 perikat.
Selain
makanan “lanting” dan “enggeng” ada juga makanan lain yang tak kalah uniknya.
Salah satunya “jipang kacang”.di
daerah-daerah lain seperti di Jogjakarta juga terdapat makanan ini namun, namanya berbeda. Dijogja makanan ini
disebut “ting-ting”.
Makanan
ini terbuat dari gula jawa dan kacang. Bentuknya pipih dan agak keras. Makanan
ini sedikit unik karena saat mengunyah makanan ini kita akan terus
menggoyangkan lidah kita karena gula merah yang terus menyangkut digigi. Cara
membuat “jipang kacang” ini sangat mudah dan mungkin anda bias membutnya
sendiri di rumah. Panaskan gula jawa hingga mengental, kemudian masukan kacang
tanah yang sudah disangrai terlebih dahulu, aduk hingga rata, setelah diaduk
hingga rata,kemudian masukan kedalam cetakan. Setelah dingin potong sesuai
selera dan jadilah “jipang kacang”. Di kebumen ini biasanya dijual
dipasar-pasar tradisional. Harganya sangat terjangkau hanya Rp 10.000 perpack.
Begitu
banyak makanan ringan atau jajanan yang unik yang ada di Kabupaten Kebumen ini.
Dan tidak hanya dari Kabupaten Kebumen saja. Didaerah lain pun memiliki jenis
dan fariasi makanan unik lainnya. Tidak salahnya kita berkunjung dan menikmati
salah satu panganan tersebut. kita juga
dapat melestarikannya terutama anak muda sebagai penerus bangsa agar anak cucu
kita kelak masih dapat menikmati atau menjumpai makanan tersebut. Sebagai warisan
kuliner yang telah ada sejak jaman dahulu, tidak salahnya kita menjaganya tetap
lestari, Agar kelak makanan ini tidak lenyap atau menjadi kenangan semata sebagai
makanan yang pernah dinikmati oleh orang-orang terdahulu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar