Hyaku Monogatari (Hyaku=Seratus, Monogatari=Cerita)
merupakan sebuah permainan mistis yang dilakukan pada saat musim panas oleh
remaja di Jepang. Permainan ini sebenarnya adalah permainan kuno yang dimainkan
pada jaman dahulu. Namun karena masyarakat Jepang terkenal menjaga
kebudayaannya, maka permainan ini terkadang masih dilakukan meskipun dipercayai
bahwa permainan ini dapat mengundang roh-roh halus dan dapat berakibat buruk
juga pada pemainnya. Asal mula adanya permainan ini memang belum diketahui
dengan jelas. Biasanya orang-orang memainkan permainan ini hanya untuk
pembuktian ada atau tidaknya roh halus.
Cara bermainnya adalah para pemain
menyiapkan seratus lilin (apabila tidak mencapai seratus pencerita juga tidak
masalah) dan tiga buah ruangan yang saling terhubung yang membentuk huruf L
(apabila dilihat dari atas). Lalu mereka duduk melingkar ditengah ruang pertama
yang gelap gulita. Mereka meletakan lilin-lilin itu di dalam lingkaran. Secara
bergiliran mereka menceritakan kejadian-kejadian menyeramkan, tidak hanya
mengenai pengalaman mereka terhadap roh-roh halus, tetapi juga menceritakan
mengenai legenda, mitologi Jepang, kutukan ataupun cerita rakyat. Apabila
pencerita sudah selesai bercerita maka lilin yang ia pegang itu harus dimatikan.
Setelah itu pencerita harus bejalan sendirian menuju ruangan ketiga. Di ruangan
ketiga itu terdapat sebuah cermin yang diletakan di atas meja dan sebuah andon (lentera yang dibuat menggunakan
kertas berwarna biru dan kayu) pencerita yang sudah selesai bercerita itu harus
bercermin sambil memegang andon
tersebut, setelah itu ia kembali ke ruang pertama. Peserta lain tidak perlu
menunggu pencerita selesai bercermin, mereka boleh langsung melanjutkan cerita
selanjutnya. Begitulah seterusnya hingga lilin terakhir dimatikan. Setelah
permainan berakhir biasanya akan muncul roh-roh halus disekitar mereka.
Ada juga beberapa aturan di permainan
tersebut, yaitu semua pemain harus menggunakan baju berwarna biru. Mereka juga
tidak boleh membawa senjata tajam, meskipun pada jaman dahulu sering ada yang
membawa senjata untuk melindungi diri dari roh halus. Selain itu, pernah ada
sebuah pengalaman seorang pemain yang menceritakan sebuah kejadian yang palsu,
dia berbohong pernah melihat sesosok roh, setelah pencerita terakhir mematikan
lilinnya, sosok roh yang diceritakan itu muncul. Setelah permainan benar-benar
selesai, pemain itu baru mengakui bahwa ia telah berbohong. Maka salah satu
larangan dari permainan ini adalah, jangan berbohong.
Pada Hyaku Monogatari ini ada sesosok roh yang dipercayai selalu muncul
diakhir cerita yaitu Aoandon. Aoandon merupakan sesosok perempuan yang
menggunakan baju berwarna biru (biasanya kimono biru), rambutnya panjang
menjuntai, ada yang bilang AoandonAoandon akan muncul
membawa andon (lentera). Sebenarnya jika diperhatikan, Aoandon lebih menyerupai seorang nenek-nenek. tetapi karena ada
yang melihat Aoandon sebagai seorang
wanita muda (mirip seorang geisha berkimono biru) maka Aoandon hanya digambarkan sebagai seorang perempuan.
bertanduk, dan
Kira-kira seperti ini lah Aoandon:
Namun pada jaman sekarang permainan
ini memang sangat jarang dimainkan, berbeda dengan jaman dahulu. Selain karena
persiapannya yang merepotkan, permainan ini juga dianggap membosankan karena
harus mendengarkan seratus orang untuk bercerita. Tetapi dalam beberapa anime
atau manga ditampilkan adegan saat mereka bermain Hyaku Monogatari salah satunya
School Rumble. Permainan ini kini tidak hanya
dimainkan di Jepang. Di Indonesia juga ada perkumpulan pecinta Jepang yang
sudah memainkannya meskipun tidak benar-benar sama seperti cara bermain
orang-orang Jepang di jaman dahulu.
kalo pemainnya sama lilinnya ga sampe 100 gimana min ? :v
BalasHapus