Seni
musik acapella, adalah suatu teknik bernyanyi yang biasanya dilakukan secara
berkelompok tanpa diiringi oleh alat musik. Acapella merupakan musik
dari suara mulut yg menyerupai alat-alat musik lainya seperti gitar, drum,
perkusi dan berbagai suara musik lainya. Untuk era sekarang mungkin sudah
banyak yg tau apa itu acapella atau mungkin bagi pembaca artikel ini pernah
bermain musik acapella, mungkin bagi
orang orang yg tertentu musik ini mempunyai keunikan tersendiri yg memiliki
keharmonian dan persatuan nada yg indah yg membuat bulu kuduk merinding akan
keindahan suaranya.
Seni musik acapella dengan Paduan suara bisa dikatakan mirip
karna memakai teknik nada dan pembagian suara pada tiap orang dan dari teknik
dan pembagian nada tersebutlah yg menciptakan harmonisasi suara yg begitu indah. Di Indonesia sendiri di era sekarang banyak musisi yg memakai seni
musik acapella seperti contohnya
Jamaica café yg dari tahun 1996 hingga sekarang, bermula dari suatu keisengan
yg membuahkan kereativitas. Jamaica café sendiri telah membuat album yg semua
musiknya full dengan musik mulut dengan berbagai nada dan berbagai jenis suara
alat musik tradasional, seperti halnya angklung, rampak gendang, suling,
calung, gong dan berbagai macam suara alat musik lainya.
Acapella berkembang
sebagai musik religius Kristen.
Lagu-lagu Gregorian biasanya dinyanyikan tanpa diiringi instrumen musik apapun,
umat Yahudi, Nasrani, dan umat Muslim tidak mengiringi lagu lagu agamis dengan
instrumen musik Acapella, di Agama islam sendiri mengiringi lagu lagu agamis tanpa
instrumen musik di sebut Nasyid dari kata anashid.
Acapella di mulai dari imigran afrika yg sudah terbiasa bernyanyi dalam perayaan pesta -pesta di suku-suku pedalaman, kemudian pada saat jaman perbudakan mereka mengikuti kaukasia (orang orang berkulit putih) yg bernyanyi di gereja dengan iringan alat musik, Oleh karena mereka tidak mampu membeli atau bahkan tidak diberi kesempatan untuk memainkan alat musik itu, mereka menirukan suara berbagai alat musik untuk mengiringi nyanyian-nyanyian di tenda-tenda tempat mereka berkumpul. Seni musik akapela bagi orang kaukasia tadinya hanya dianggap bernyanyi dengan pembagian suara tanpa alat musik dan tanpa menirukan suara alat musik. Tetapi bagi orang Afrika lain, mereka menyanyi sekaligus menirukan suara alat musik, jadi lebih lengkap. Hal ini akhirnya ditiru oleh bangsa-bangsa lain terutama Spanyol yang akhirnya meninggalkan warisan teknik bernyanyi ini sampai di Filipina.
Acapella di mulai dari imigran afrika yg sudah terbiasa bernyanyi dalam perayaan pesta -pesta di suku-suku pedalaman, kemudian pada saat jaman perbudakan mereka mengikuti kaukasia (orang orang berkulit putih) yg bernyanyi di gereja dengan iringan alat musik, Oleh karena mereka tidak mampu membeli atau bahkan tidak diberi kesempatan untuk memainkan alat musik itu, mereka menirukan suara berbagai alat musik untuk mengiringi nyanyian-nyanyian di tenda-tenda tempat mereka berkumpul. Seni musik akapela bagi orang kaukasia tadinya hanya dianggap bernyanyi dengan pembagian suara tanpa alat musik dan tanpa menirukan suara alat musik. Tetapi bagi orang Afrika lain, mereka menyanyi sekaligus menirukan suara alat musik, jadi lebih lengkap. Hal ini akhirnya ditiru oleh bangsa-bangsa lain terutama Spanyol yang akhirnya meninggalkan warisan teknik bernyanyi ini sampai di Filipina.
Bagaimana halnya dengan beatbox? Banyak orang yg
mengatakan acapella dengan beatbox itu
sama pada dasarnya memang sama menggunakan mulut sebagai media pengiring suatu
lagu akan tetapi genre yg di gunakan beatbox dan acapella sedikit
berbeda, beatbox bisa di mainkan solo atau satu orang,
sedangkan akapela harus lebih dari 2 atau 3 orang. Beatbox biasa di mainkan untuk genre hip hop
karena mempunyai 3 suara dasar yaitu beat, snare, dan hihat, sedangkan acapella lebih
ke genre yg santai misalnya Jazz dan Reggae. Untuk saat ini seni musik acapella telah berkembang sehingga di gabungkan
dengan beatbox sebagai
pengganti perkusi atau suatu ketukan dalam tiap nada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar