Dewasa ini sering kali kita
mendengar anak usia remaja yang muda mengucakapkan kata galau. Status facebook atau twitter dan social media
dan komunitas mereka lebih banyak dihiasi kata-kata yang berbau kerisauan atau
pun kegalauan. Apa penyebabnya ? Pergaulan remaja dengan penuh problem memang
mudah mengeluh dan putus asa. Masalah yang sering kali membuat remaja galau ini
diantaranya rasa malas, sering terasingkan atau tersisihkan merasa tidak
berguna,rasa resah dan marah atau rasa iri hati yang kerap ada pada diri remaja
sekarang ini,masalah percintaan.Parahnya, tidak sedikit diantara mereka yang
mengambil jalan pintas yaitu dengan narkoba,free
sex, taruwan antar pelajar.
Galau adalah sebuah kata yang
menggambarkan suasana hati seseorang yang sedang kacau,bingung,resah,geliah,
dan sedih. Merasa ada sesuatu yang ingin di utarakan namun belum tersampaikan,
atau sesuatu yang ingin dilakukan namun terealisasikan. Entah dari mana dan
sejak kapan kata ini menjadi tren di
kalang remaja dan kaum muda kita khususnya serta masyarakat pada umumnya, namun
galau telah menjadi sebuah kondisi hati yang selalu dihadapi oleh masyarakat
bahkan bangsa kita saat ini setiap hari.
Setiap orang pasti memiliki masalah
dari tiap orang yang berbeda-beda dengan kadar persoalannya yang berbeda. Dan
mustahil bagi Allah memberikan masalah yang tidak dapat di selesaikan oleh
hambanya. Allah menguji kita sesuai tingkat keimanan kepadanya. Ujian dari
Allah bertujuan untuk membuktikan kebenaran keyakinan keimanan seseorang,
apakah ia layak disebut orang beriman ataukah orang yang munafik yang hanya
menyembunyikan batinnya.
Selain itu , ujian yang kita hadapi
merupakan cara Allah SWT untuk memuliakan kita menjadi manusia yang sempurna
dalam akhlak dan perilaku kehidupan. Hanya saja,tidak banyak diantara kita yang
mampu menbaca tanda-tanda dan maksud tujuan dari ujian yang dihadapi tersebut.
Kita sering kali frustasi dalam menghadapi kondisi ekonomi,keluarga,dan
sebagainya. Penyebabnya hanya satu, kita kurang ilmu dalam menyelesaikan
persoalan itu. Sehingga yang kemudian melanda adalah suasana galau,sebagai
bentuk kekacauan hati.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk
menyelesaikan masalah kita setiap hari, namun tidak banyak diantara kita yang
akan bersandar pada agama. Sering kali kita menyelesaikan masalah dan
menafsirkan persoalan berdasarkan naluri tanpa mengingat dan meminta tolong
kepada Allah SWT. Kita sebagai manusia tidak terlepas dari kekurangan dan
keterbatasan. Secara naluri, manusia membutuhkan sebuah kekuatan yang lebih
agung dari padanya yang dapat dijadikan sebagai sandaran hati yang diharapkan
dapat memberikan ketenangan batinnya Artinya, manusia membutuhkan tempat
bergantung dan menggantungkan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar