Kanal Banjir Timur merupakan daerah penampungan dan
serapan air yang sengaja di bangun oleh pemerintah dan difungsikan untuk
menampung air dari kali Ciliwung, kali
Cipinang, kali Sunter, kali Buaran, kali Keramat Jati, dan kali Cakung.
Kanal Banjir Timur seluas 207 kilometer persegi dan sepanjang 23,5 km ini
membentang mulai dari Kebon Nanas, Jakarta timur hingga pantai marunda. Manfaat
pembangunan Kanal Banjir Timur dirasakan
sangat besar oleh warga Jakarta. Air sungai di Jakarta yang biasanya meluap
memenuhi jalan-jalan dan pemukiman warga pada musim hujan dapat dialirkan ke
Kanal Banjir Timur ini. Akibatnya beberapa wilayah di Jakarta yang sebelumnya
mengalami banjir jika turun hujan lebat atau mendapat kiriman air dari Bogor,
setelah selesainya pembangunan Kanal Banjir Timur ini sudah tidak mengalami
banjir lagi.
Selain untuk sarana resapan air dan
penanggulangan masalah banjir di Jakarta, pemerintah juga membuat sarana untuk kesehatan dan
kebugaran di sepanjang sisi Banjir Kanal Timur. Bagi warga Jakarta yang gemar
bersepeda dan jalan santai, mereka dapat menikmati jalur sepeda dan pejalan
kaki di mana kendaraan bermotor dilarang berlalu lalang di jalur ini. Untuk
keindahan dan kenyamanan warga, pemerintah juga membuat taman-taman dan tempat
duduk yang cukup memadai bagi mereka yang ingin beristirahat atau sekedar
menikmati pemandangan di sepanjang Kanal Banjir Timur. Selain itu di beberapa
tempat dibuat juga susunan batu yang dapat dijadikan sebagai alat untuk pijat refleksi
kaki. Batu-batu kecil ini disusun sedemikian rupa sepanjang beberapa meter dan
warga dapat menginjak-injaknya untuk tujuan kesehatan. Jika ujung batu kerikil terinjak oleh kaki
dimana di bagian tersebut terdapat syaraf yang berhubungan dengan tubuh yang
bermasalah, maka dapat dipastikan bahwa bagian kaki tersebut akan terasa lebih
sakit jika dibandingkan dengan seseorang yang tubuhnya tidak bermasalah. Jika hal ini dilakukan secara rutin,
diharapkan bagian tubuh yang bermasalah tersebut akan sembuh.
Sarana dan prasarana yang di buat
oleh pemerintah ini cukup dimanfaatkan oleh warga Jakarta. Ratusan atau bahkan
mungkin ribuan warga selalu memenuhi jalur ini terutama pada saat hari libur
tiba. Warga bersepeda dan berjalan santai hilir mudik dengan wajah penuh
keceriaan di sepanjang jalur ini. Mereka bercengkerama dengan keluarga, sahabat
dan handai tolan sambil menikmati udara pagi yang bersih atau suasana sore
dengan warna lembayungnya yang indah serta nuansa hijau di sepanjang Kanal
Banjir Timur. Berjalan-jalan, bersepeda
atau sekedar duduk santai di sepanjang Kanal Banjir Timur tidak di kenakan
biaya sedikitpun. Sehingga siapapun dapat menikmati suasana di sini tanpa harus
merogoh kocek. Hampir setiap pagi, sore, dan malam hari banyak pengunjung serta
pedagang asongan yang memadati sisi Kanal Banjir Timur.
Berjalan-jalan di daerah Kanal Banjir Timur tidak perlu
khawatir akan perut yang lapar. Di sini
banyak pedagang yang menjual berbagai macam makanan dan mereka biasanya
membawa tikar agar pengunjung bisa duduk lesehan. Selain bersantai dan
menikmati wisata kuliner, pengunjung yang hobi belanja juga bisa berburu
barang-barang murah. Bila pandai menawar dan memilih, pengunjung akan
mendapatkan banyak barang. Dengan banyaknya pepohonan yang di tanam sepanjang
Kanal Banjir Timur, menjadikan udara yang sejuk dan asri di tengah-tengah
keramaian kota. Bila beruntung, pada waktu-waktu tertentu sering di adakan
berbagai atraksi yang menarik. Contohnya saja bulan Ramadah kemarin, sekelompok
pecinta alam membuat arena flying fox yang menyebrangi Kanal Banjir Timur.
selain itu ada pula perahu yang mengajak travel menyusuri Kanal Banjir Timur.
Warga sekitar juga ada yang memanfaatkan sisa lahan kosong di dekat kanal
banjir timur untuk mencari penghasilan dengan cara menanam sayur mayur dan
umbi-umbian. Pemerintah berharap warga sekitar dan pengunjung mampu menjaga
keindahan, ketertiban, dan kebersihan di sekitar Kanal Banjir Timur. Pemerintah telah membangun sarana yang menelan
biaya yang tidak sedikit untuk warganya. Sekarang tinggal kita sebagai warga,
mampukah kita menjaga dan memelihara sarana tersebut agar kelak anak cucu kita
juga dapat menikmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar